Kelak, penduduk Nusatembini yang tersisih menempati Handaunan atau Donan sebagai pusat permukiman yang baru. Keberadaan kerajaan Nusatembini sebagai keraton “siluman” menunjukkan bahwa kekuatan mitos yang ada di sekitar masyarakat Cilacap masih sangat kental. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian ilmiah terhadap sejarah lokal Kabupaten Cilacap secara terstruktur, ilmiah, dan berkesinambungan.
Lebih lanjut, bukti adanya Donan disebutkan dalam naskah Bhujangga Manik dari tahun 1500 M, nama Cilacap belum disebut. Waktu itu telah dikenal nama Donan Kalicung atau istilah sekarang bernama Donan Kalipucang. (Noorduyn, J. Bhujangga Manik‟s Journeys Through Java : Topogropichal data From an Old Sundanese Source).
Berdasarkan beberapa sumber sejarah, terdapat keyakinan bahwa Handaonan (Donan, sekarang) merupakan cikal bakal kota Cilacap. Hal ini menandakan bahwa nama Donan lebih tua dibanding nama Cilacap itu sendiri.
“Antara kerajaan Nusatembini dan Pajajaran sebetulnya memiliki pola interaksi yang terjalin sangat lama. Bahkan kerajaan Pajajaran sebagai wilayah pedalaman telah berhubungan erat dengan wilayah-wilayah lain di sekitar pesisir selatan barat Jawa,”sebut buku itu.
Interaksi lain tampak pada kearifan lokal serupa antara masyarakatnya dengan adanya penggunaan istilah Baluwarti Pring Ori Pitung Sap oleh kerajaan Nusatembini yang menunjukkan pentingnya potensi alam bambu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Cilacap, bahkan juga pada masyarakat Sunda, yang salah satunya terwujud dalam kearifan lokal permainan atau dolanan anak-anak.
Kerajaan Nusatembini merupakan salah satu cikal bakal Kota Cilacap yang digambarkan berada di daerah pesisir kidul (pantai selatan) berdekatan dengan pulau Nusakambangan. Keraton atau kerajaan Nusatembini disebut-sebut sebagai “keraton siluman” (Sudarto : 1975, 1).
Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Raja Putri yang bernama Brantarara. Keelokan Ratu Brantarara membuat raja- raja di wilayah Jawa ingin meminang sebagai permaisuri. Akan tetapi, raja-raja yang berkeinginan meminang Ratu Brantarara sangat sulit memasuki wilayah kerajaan Nusatembini karena dilindungi oleh Baluwarti Pring Ori Pitung Sap. Salah satu fakta menarik adalah Kerajaan Nusatembini dikatakan berdekatan dengan dengan Kerajaan Pajajaran (bagian barat) (Sudarto : 1975, 2), lebih tepatnya sebelah tenggara kerajaan tersebut.
Editor : Elde Joyosemito
Artikel Terkait