Kabupaten Boyolali: Rp2.396.598,00
Kabupaten Klaten: Rp2.389.872,78
Kabupaten Sukoharjo: Rp2.359.488,00
Kabupaten Banyumas: Rp2.338.410,00
Kabupaten Purbalingga: Rp2.338.283,12
Kabupaten Tegal: Rp2.333.586,46
Kabupaten Pati: Rp2.332.350,00
Kabupaten Pemalang: Rp2.296.140,00
Kabupaten Wonosobo: Rp2.299.521,38
Kabupaten Kebumen: Rp2.259.873,55
Kabupaten Purworejo: Rp2.265.937,67
Kabupaten Temanggung: Rp2.246.850,00
Kabupaten Grobogan: Rp2.254.090,00
Kabupaten Brebes: Rp2.239.801,50
Kabupaten Blora: Rp2.238.430,85
Kabupaten Rembang: Rp2.236.168,78
Kota Magelang: Rp2.281.230,00
Kota Tegal: Rp2.376.683,82
Kabupaten Wonogiri: Rp2.180.587,50
Kabupaten Sragen: Rp2.182.200,00
Kabupaten Banjarnegara: Rp2.170.475,32
Dampak Positif Kenaikan UMK Kota Tegal
1. Peningkatan Kesejahteraan Pekerja
Dengan kenaikan ini, pekerja di Kota Tegal memiliki daya beli yang lebih baik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan lebih baik.
2. Stimulus untuk Sektor Ekonomi Lokal
UMK yang lebih tinggi akan meningkatkan perputaran uang di masyarakat, mendorong pertumbuhan sektor UMKM, dan menciptakan peluang ekonomi baru.
3. Daya Saing Kota Tegal
Kenaikan UMK memperlihatkan upaya Kota Tegal untuk bersaing dengan daerah lain di Jawa Tengah, menarik lebih banyak tenaga kerja, dan menjadi pilihan investasi.
Tantangan Kenaikan UMK di Kota Tegal
Meskipun kenaikan UMK memberikan dampak positif, tantangan juga muncul, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah yang harus menyesuaikan struktur biaya. Berikut adalah tantangan utama:
Beban Operasional Pelaku Usaha
UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Tegal perlu beradaptasi dengan kenaikan biaya tenaga kerja.
Persaingan Antar Daerah
Dengan UMK yang masih berada di peringkat ke-31, Kota Tegal perlu bekerja keras untuk menarik investor dibandingkan daerah lain yang memiliki UMK lebih kompetitif.
Strategi Kota Tegal untuk Masa Depan
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait