JAKARTA, iNews.id – Mantan gembong narkoba kelas kakap, Freddy Budiman ternyata mempunyai permintaan terakhir sebelum dirinya dieksekusi, namun ditolak petugas karena sesuatu hal. Freddy Budiman sendiri menemui ajalnya dalam eksekusi mati di lapangan tembak Limus Buntu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Jumat, 29 Juli 2016 silam.
Anak Freddy Budiman, Fikri Fernanda Budiman, mengungkap permintaan terakhir sang ayah dalam sebuah podcast di channel YouTube Gritte Agatha, beberapa waktu lalu. Layaknya, seorang terpidana mati yang akan dieksekusi, Freddy Budiman diberikan 3 permintaan oleh petugas.
“Meminta satu permintaan terakhir sebelum akhirnya dia pulang (meninggal), Papa tuh minta bisa tidur sama aku di dalam kamarnya. Biasanya orang yang pengen mati kan dikasih 3 permintaan, nah salah satu permintaan ayah tidur sama Fikri di kamarnya, di dalam penjara Nusakambangan,” ujar Fikri dikutip beberapa waktu lalu.
Sekedar informasi, Freddy Budiman divonis mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat karena terbukti mengimpor 1.412.476 butir ekstasi dari China pada Mei 2012 silam.
Permintaan Freddy Budiman tersebut ditolak petugas dengan alasan tidak ingin kondisi mentalnya terganggu jelang eksekusi.
“Sudah coba didebatin sama ayah, kalau Fikri sudah dewasa dan gak akan terganggu kondisi mentalnya. Ayah hanya minta waktu terakhir untuk tidur sama anaknya,” ungkapnya.
Setelah waktu pertemuan di Nusakambangan habis, dia tidak tahu lagi harus bagaimana. Perasaanya pun menjadi hancur mendengar waktu eksekusi tinggal sebentar lagi.
“Disitu gue merasa lebih hancur lagi, dan akhirnya udah meluk papa, dan hari kedua gue udah mulai nangis. Aku udah gak kuat nutupin kesedihan kalau papa pergi, aku bakal hancur sehancur - hancurnya,” pungkasnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait