Perbedaan gaya ini menunjukkan bahwa meskipun tujuannya sama-sama mulia — mengatasi kenakalan remaja — kedua pemimpin ini memiliki filosofi dan strategi yang unik.
Dedi Mulyadi dengan intervensi langsung dan disiplin ala militer, sementara Pramono Anung dengan pendekatan kultural-religius yang merangkul komunitas. Mana yang paling efektif? Waktu dan implementasi program di lapangan yang akan memberikan jawabannya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait