Pada 8 Januari 2025, Amin menggelar konferensi pers untuk meluruskan isu yang berkembang. Ia membantah keras tuduhan yang diarahkan kepadanya dan menegaskan bahwa ia tidak terlibat dalam tindakan yang tidak pantas.
“Saya tidak akan tinggal diam. Tuduhan ini tidak hanya mencemarkan nama baik saya, tetapi juga memengaruhi keluarga saya secara emosional,” ujar Amin dengan tegas. Ia juga mengungkapkan rencananya untuk mengambil langkah hukum terhadap penyebar video yang dianggap memfitnah.
Devika, dalam keterangannya, mendukung klaim Amin. Ia menjelaskan bahwa tindakannya bersembunyi di bawah meja murni karena rasa takut, bukan karena hal lain seperti yang dispekulasikan.
Kasus ini memicu diskusi hangat di masyarakat. Beberapa pihak menyuarakan dukungan terhadap Amin untuk mengambil langkah hukum, sementara yang lain menyerukan penyelidikan lebih mendalam untuk mengungkap fakta.
Insiden ini juga menyoroti bahaya penyebaran informasi yang belum terverifikasi di era digital. Sebagai pejabat publik, Amin menghadapi tantangan besar untuk menjaga integritasnya di tengah badai kontroversi.
Muhammad Khusnul Amin kini berada di tengah sorotan media dan masyarakat. Langkah hukumnya untuk melawan tuduhan menjadi penentu dalam membersihkan nama baiknya. Satu hal yang pasti, insiden ini mengajarkan pentingnya klarifikasi dan verifikasi dalam menghadapi isu-isu yang berkembang cepat di media sosial.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait