Perpecahan wilayah Banyumas menjadi Kasepuhan dan Kanoman menciptakan dua kepemimpinan yang berjalan paralel. Namun, pada akhirnya, kedua wilayah kembali bersatu di bawah kepemimpinan Cakranegara II.
Daftar Pemimpin:
Martadireja II (1830–1832)
Cakranegara I (1832–1864)
Cakranegara II (1864–1879)
Martadireja III (1879–1913)
Pada era ini, pengaruh kolonial Belanda semakin terasa, dengan kebijakan yang memengaruhi struktur pemerintahan lokal.
Periode Modern Awal (1913–1957)
Era ini merupakan masa transisi dari pemerintahan tradisional ke sistem modern. Beberapa tokoh seperti Ganda Subrata dan Sujiman Gandasubrata berperan penting dalam mengarahkan Banyumas menuju era modernisasi.
Daftar Pemimpin:
Ganda Subrata (1913–1933)
Sujiman Gandasubrata (1933–1948)
Sapangat Kartanegara (1948–1950)
Moh. Kabul Purwodireja (1950–1953)
R.E. Budiman (1954–1957)
Kepemimpinan Pasca Kemerdekaan (1957–1988)
Setelah Indonesia merdeka, Banyumas mulai menata ulang sistem pemerintahan dengan menyesuaikan dinamika nasional. Kepemimpinan tokoh-tokoh seperti Soekarno Agung dan Poedjadi Jaringbandayuda menunjukkan fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan sosial.
Daftar Pemimpin:
M. Mirun Prawiradireja (1957)
R. Bayu Nuntoro (1957–1960)
R. Subagyo (1960–1966)
Soekarno Agung (1966–1971)
Poedjadi Jaringbandayuda (1971–1978)
R.G. Rudjito (1978–1988)
Masa Kontemporer (1988–2024)
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait