JAKARTA, iNewsCilacap.id - Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan kesehatan, seperti paru-paru, jantung, hingga kanker. Maka itu, dianjurkan untuk mengurangi rokok agar tidak terjadi gangguan kesehatan yang lebih parah.
Bahkan, akibat asap rokok, beberapa waktu lalu viral anak kecil terdiagnosis terkena pneumonia. Orang tua perokok sudah semestinya menghentikan kebiasaan buruk itu mulai dari sekarang.
Sebab, terbukti secara medis asap rokok yang menempel di baju dapat membahayakan kesehatan orang di sekitar, termasuk pada anak.
Bahkan, satu cerita mengharukan terjadi pada keluarga muda ini. Berdasarkan informasi di video TikTok, bayi mungil orang dari tua muda tersebut terdiagnosis pneumonia dan itu akibat asap rokok yang menempel di baju orangtuanya.
"Kalau yang sudah punya anak, yuk egonya minggir sebentar buat gak ngerokok daripada gak bisa gendong anak," tulis keterangan unggahan TikTok @telormcd, dikutip, Senin (13/2/2023).
Dari video tersebut, diketahui si bayi awalnya demam, batuk, dan pilek. Pas dicek dokter, keluar diagnosis bronkitis. Akibat penyakit itu, bayi mungilnya tersebut mesti menjalani pengobatan uap dua kali sehari, dikasih obat tetes hidung, antibiotik, dan obat batuk pilek lainnya.
"(Semua obat itu diberikan) supaya reak dan ingusnya bisa keluar dari muntah, pup, atau hidung, jadi pernapasannya lebih lega," tulis keterangan di video yang sudah ditonton 5,4 juta lebih oleh netizen.
Menjadi pertanyaan sekarang, bagaimana bisa asap rokok yang menempel di baju orang tua bisa menginfeksi tubuh anak-anak?
"Kasus seperti ini disebut third hand smoke," kata Dokter Spesialis Paru dr Agus Dwi Susanto, Senin (13/2/2023).
Jadi, asap rokok itu dapat menempel di lingkungan, seperti pada baju, sofa, tirai, bahkan dinding.
"Nah, kandungan pada asap rokok yang menempel di tempat-tempat itu masih dapat terhirup oleh orang sekitar, meski si perokok sudah pergi dari tempatnya merokok," kata dr Agus.
"Kandungan nikotin dan bahan-bahan berbahaya di asap rokok dapat dihirup orang sekitar, termasuk anak dan ini dapat menjadi faktor risiko masalah kesehatan seperti infeksi saluran napas atau pneumonia hingga kanker," katanya.
Soal kapan asap rokok itu hilang dari lingkungan tempatnya menempel, kata dr Agus, itu tergantung.
"Misal pada ruangan tempat biasa ngerokok, itu kandungan rokoknya bisa hilang berbulan-bulan. Saya beri contoh, misalnya masuk ke kamar smoking room, aroma di dalam kamar pasti akan berbeda dengan yang non-smoking," ujar dr Agus.
"Kalau pada baju, mungkin bisa hilang dengan dicuci bersih. Itu kenapa juga, setelah pulang kerja jangan langsung peluk anak karena baju yang dipakai dari luar membawa partikel yang mungkin berbahaya ke anak, terlebih jika ayahnya merokok," kata dia.
Pesan dr Agus adalah stop merokok. "Itu kuncinya," katanya. Sebab, risiko penyakitnya akan sama baik bagi si perokok maupun orang di sekitarnya.
Editor : Vien Dimyatisebelumnya punya akses purwokerto
Artikel Terkait