Namun lantaran munculnya wabah Covid-19 dan tidak dibukanya pintu haji, maka impian besarnya itu baru terwujud sekarang. Dia tergabung dalam kloter 27 dari Embarkasi Solo (SOC)
“Alhamdulillah. Saya senang dan lega karena bisa berhaji,” kata Ediwarno usai berwudlu dengan dikucuri air botol oleh istrinya yang tampak sangat sabar.
Petang itu, Tanah Suci Mekkah yang dia impi-impikan memang seolah sudah di depan mata. Jika dari tempatnya transit di Terminal Haji, paling lama hanya ditempuh dalam waktu 1,5 jam. Perasaannya pun kian campur aduk. Antara bahagia, lega, haru sekaligus penuh pengharapan.
Ediwarno mengaku, tak banyak yang dia inginkan selama beribadah haji. Baginya bisa berangkat haji dengan kondisi saat ini sudah sebuah kenikmatan yang tak terkira. Jika nantinya bisa diberi penglihatan normal lagi, baginya juga menjadi mukjizat yang selama ini dia lantunkan di setiap doa.
"Saya senang sekali akhirnya bisa ke sini. Saya ingin sekali bisa melihat dunia lagi, melihat Kakbah," ujarnya penuh keharuan jelang didorong istrinya menuju antren bus yang akan membawanya menuju Masjidilharam di Mekkah.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait