iNewscilacap.id - Dalam ajang Pilkada Cilacap 2024, calon bupati Imam Tobroni tidak hanya memperjuangkan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga mengusung pandangan progresif terkait peran perempuan dalam masyarakat.
Dalam sebuah wawancara, ia menyampaikan bahwa posisi perempuan dan laki-laki harus setara, dan perempuan memiliki dua potensi besar yang tak bisa diabaikan: potensi domestik dan potensi publik.
Perempuan, menurutnya, memiliki kodrat yang tak terpisahkan dari urusan rumah tangga, tetapi juga harus didorong untuk mengambil peran publik yang lebih signifikan dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
Pandangan Imam Tobroni ini tidak hanya penting dalam konteks Cilacap, tetapi juga dalam dinamika sosial yang lebih luas, di mana peran perempuan masih sering direduksi pada aspek domestik saja.
Imam Tobroni mendorong paradigma baru yang menempatkan perempuan di pusat pembangunan daerah, dengan harapan mereka bisa menjadi kekuatan utama dalam kemajuan Cilacap di masa depan.
Peran Domestik: Fondasi Tak Tergantikan
Imam Tobroni mengakui bahwa potensi domestik yang dimiliki perempuan adalah bagian dari kodrat alami yang tidak bisa diabaikan. Sebagai pengelola rumah tangga, ibu, dan istri, perempuan memainkan peran sentral dalam membangun fondasi keluarga yang kuat.
Fondasi inilah yang kemudian menjadi titik awal dari kesejahteraan sosial secara lebih luas. Bagi Tobroni, tugas-tugas domestik ini bukanlah beban yang harus dihilangkan, melainkan harus dihargai sebagai bagian penting dari kehidupan perempuan.
Namun, ia juga menyadari bahwa kodrat domestik ini sering kali dijadikan alasan untuk membatasi perempuan dari mengambil peran publik yang lebih besar. Dalam pandangannya, ada kebutuhan mendesak untuk mengubah cara pandang ini.
Perempuan harus dilihat sebagai individu yang mampu mengemban dua tanggung jawab: domestik dan publik. Ketika perempuan diberdayakan di sektor publik, mereka tidak hanya memperkuat posisi keluarga, tetapi juga membantu membangun masyarakat yang lebih maju.
Perempuan di Ranah Publik: Pilar Pembangunan Daerah
Imam Tobroni dengan tegas menyatakan bahwa peran publik perempuan harus dikembangkan secara signifikan. Ia melihat banyak perempuan yang sudah aktif di sektor publik, namun jumlah ini masih jauh dari yang seharusnya.
Menurut Tobroni, perempuan harus menjadi bagian integral dari pembangunan daerah, bukan sekadar pelengkap. Partisipasi perempuan dalam politik, ekonomi, dan sosial harus ditingkatkan agar mereka bisa memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan yang berdampak luas.
Lebih dari itu, Imam Tobroni mendorong kebijakan yang memastikan ada kuota khusus bagi perempuan dalam kepemimpinan daerah. Menurutnya, representasi perempuan di tingkat pemerintahan masih sangat rendah.
Padahal, perempuan membawa perspektif yang berbeda dan dapat memperkaya proses pengambilan keputusan. Kebijakan kuota ini diharapkan dapat membuka pintu bagi lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam pemerintahan dan pembangunan daerah.
Advokasi dan Edukasi: Mendorong Peran Signifikan Perempuan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perempuan di ranah publik adalah kurangnya akses terhadap pekerjaan dengan gaji yang layak. Imam Tobroni menekankan bahwa perempuan sering kali berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di dunia kerja.
Mereka kerap menerima upah yang lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan yang sama, dan perlindungan kerja bagi perempuan juga masih sangat terbatas.
Oleh karena itu, Imam Tobroni menegaskan pentingnya advokasi untuk mendukung hak-hak perempuan di dunia kerja. Ia mengusulkan program pendampingan yang bertujuan untuk memastikan perempuan tidak hanya mendapatkan pekerjaan, tetapi juga gaji yang layak serta perlindungan kerja yang sesuai dengan standar. Selain itu, program-program pelatihan juga diperlukan untuk meningkatkan keterampilan perempuan sehingga mereka bisa bersaing di dunia kerja modern.
Di bidang edukasi, Imam Tobroni menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci untuk memberdayakan perempuan. Ia menyadari bahwa banyak perempuan di Cilacap yang masih kurang mendapatkan akses pendidikan yang memadai.
Tanpa pendidikan yang baik, sulit bagi perempuan untuk berkembang dan mengambil peran publik yang signifikan. Oleh karena itu, Imam Tobroni mendorong adanya peningkatan akses pendidikan bagi perempuan, khususnya di bidang-bidang yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi lebih aktif di dunia kerja dan pemerintahan.
Pendidikan: Membuka Jalan Menuju Kesetaraan
Dalam pandangan Imam Tobroni, pendidikan adalah salah satu kunci utama untuk mencapai kesetaraan gender. Perempuan dengan pendidikan yang baik tidak hanya mampu bersaing dengan laki-laki di dunia kerja, tetapi juga lebih percaya diri dalam mengambil peran kepemimpinan.
Dengan pendidikan yang setara, perempuan akan memiliki akses yang lebih luas ke berbagai bidang pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan di era modern.
Oleh karena itu, Imam Tobroni mendorong adanya peningkatan kualitas dan akses pendidikan bagi perempuan di Cilacap. Menurutnya, pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.
Perempuan harus diberikan kesempatan untuk belajar, berkembang, dan berpartisipasi dalam proses pembangunan daerah dengan bekal pendidikan yang memadai.
Paradigma Kesetaraan dalam Kompetisi Sosial dan Publik
Selain mendorong pendidikan dan advokasi, Imam Tobroni juga menekankan pentingnya mengubah paradigma sosial tentang peran perempuan.
Ia menyatakan bahwa kompetisi antara laki-laki dan perempuan di ranah sosial dan publik bukanlah tentang siapa yang lebih unggul, melainkan tentang bagaimana kedua gender bisa saling melengkapi. Kesetaraan gender, menurutnya, adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Imam Tobroni percaya bahwa perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki untuk menjadi pemenang dalam kehidupan sosial dan publik. Ketika perempuan diberikan kesempatan yang sama, mereka dapat bersaing secara adil dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai bidang.
Oleh karena itu, paradigma yang melihat perempuan hanya sebagai pendukung harus diubah menjadi paradigma yang menempatkan perempuan sebagai aktor utama dalam pembangunan daerah.
Kesimpulan: Menuju Cilacap yang Inklusif dan Progresif
Pandangan Imam Tobroni tentang kesetaraan perempuan mencerminkan komitmennya terhadap pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan menekankan pentingnya peran perempuan di ranah domestik dan publik, ia menunjukkan visi yang luas tentang bagaimana Cilacap bisa berkembang dengan melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk perempuan.
Imam Tobroni bukan hanya berbicara tentang pentingnya peran perempuan, tetapi juga menawarkan solusi konkret, seperti kebijakan kuota dalam kepemimpinan, advokasi untuk hak-hak perempuan di dunia kerja, serta peningkatan akses pendidikan bagi perempuan.
Semua ini adalah bagian dari visinya untuk menciptakan Cilacap yang lebih adil dan inklusif, di mana perempuan dan laki-laki bisa bekerja sama untuk mencapai kemajuan yang lebih besar.
Dengan paradigma baru ini, Imam Tobroni mengajak masyarakat Cilacap untuk meninggalkan pandangan tradisional tentang peran gender dan melangkah menuju masa depan yang lebih setara, di mana perempuan memiliki peran yang sama pentingnya dalam membangun daerah dan mencapai kesuksesan dalam kehidupan sosial dan publik.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait