Ammy Amalia Fatma Surya: Dorong Pendidikan Non-Formal untuk Pemberdayaan Perempuan di Cilacap

Muhamad Faizur Rouf
Ammy Amalia Fatma Surya: Dorong Pendidikan Non-Formal untuk Pemberdayaan Perempuan di Cilacap/ist

iNewscilacap.id - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Cilacap, banyak isu penting yang menjadi perhatian masyarakat, salah satunya adalah pemberdayaan perempuan.

Ammy Amalia Fatma Surya, calon Wakil Bupati yang berpasangan dengan Syamsul Auliya Rachman, menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan dan menyatakan bahwa pendidikan non-formal menjadi kunci untuk meningkatkan kemampuan perempuan dalam berbagai sektor.

Dalam sebuah wawancara, Ammy menyampaikan pandangan tegasnya bahwa perempuan berperan sebagai pilar pertumbuhan ekonomi dan sosial. Ia menekankan pentingnya akses yang lebih luas terhadap pendidikan non-formal bagi perempuan, yang selama ini sering terabaikan.

“Yang pasti, kita perlu memperbanyak pendidikan non-formal untuk perempuan di luar pendidikan formal. Karena perempuan yang berwawasan pasti mandiri, solutif, dan mampu mengadvokasi dirinya sendiri dalam setiap sektor, baik itu budaya, hukum, ekonomi, maupun sosial,” ujar Ammy.

Pendidikan Non-Formal Sebagai Pilar Pemberdayaan Perempuan

Ammy menekankan bahwa pendidikan formal, meskipun penting, sering kali belum mampu memberikan ruang yang cukup bagi perempuan untuk mengembangkan keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, pendidikan non-formal menjadi strategi yang penting untuk melengkapi pendidikan formal. Dengan pendidikan non-formal, perempuan dapat memperoleh keterampilan yang lebih relevan dan aplikatif dalam bidang-bidang seperti kewirausahaan, teknologi, kesehatan, dan hak-hak hukum.

“Pendidikan non-formal bisa berupa seminar, diklat, capacity building, kursus-kursus, dan bentuk pendidikan lainnya yang mampu meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam segala sektor. Dengan pendekatan ini, perempuan bisa lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masyarakat,” jelas Ammy.

Ammy juga menyebutkan bahwa fleksibilitas pendidikan non-formal menjadi daya tarik tersendiri bagi perempuan, terutama mereka yang sudah terikat dengan tanggung jawab keluarga atau pekerjaan.

Pendidikan non-formal menawarkan kesempatan belajar yang lebih fleksibel, baik dari segi waktu maupun materi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perempuan. Hal ini memungkinkan perempuan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan mereka tanpa harus meninggalkan tanggung jawab utama mereka.

Kemandirian dan Kemampuan Mengadvokasi Diri Sendiri

Salah satu tujuan utama dari pendidikan non-formal, menurut Ammy, adalah untuk membantu perempuan menjadi lebih mandiri dan mampu mengadvokasi hak-hak mereka sendiri.

Di berbagai sektor, perempuan sering kali dihadapkan pada tantangan yang kompleks, baik itu dalam aspek hukum, sosial, maupun budaya. Pendidikan non-formal memberikan bekal kepada perempuan untuk tidak hanya memahami hak-hak mereka, tetapi juga memperjuangkannya.

Ammy menyoroti bahwa di banyak daerah, termasuk Cilacap, perempuan masih rentan terhadap berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan.

“Perempuan yang berpendidikan, baik secara formal maupun non-formal, akan lebih mampu berdiri untuk dirinya sendiri. Mereka bisa menjadi advokat untuk hak-hak mereka, serta berperan lebih aktif dalam pengambilan keputusan di lingkungan mereka,” katanya.

Dalam konteks hukum, misalnya, Ammy percaya bahwa pendidikan non-formal dapat membantu perempuan memahami mekanisme perlindungan hukum yang tersedia bagi mereka, termasuk cara melaporkan kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan seksual, atau pelanggaran hak-hak mereka.

Pendidikan ini juga penting untuk membekali perempuan dengan pengetahuan tentang hak-hak mereka di tempat kerja, di mana mereka sering kali menjadi korban ketidakadilan atau eksploitasi.

Perempuan Sebagai Pilar Pertumbuhan Ekonomi

Ammy juga melihat bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan non-formal, perempuan dapat lebih mandiri secara finansial dan mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.

“Perempuan harus bisa menjadi pilar pertumbuhan ekonomi,” tegas Ammy. Ia menekankan bahwa dengan keterampilan yang tepat, perempuan dapat membuka usaha sendiri, mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik, dan berpartisipasi dalam sektor ekonomi formal. Ammy menyebut contoh-contoh pendidikan non-formal seperti pelatihan kewirausahaan, manajemen keuangan, dan kursus digital marketing yang dapat membantu perempuan menjadi lebih produktif dan inovatif.

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi daerah, pemberdayaan perempuan melalui pendidikan non-formal juga berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru. Perempuan yang terampil dan mandiri tidak hanya menjadi pekerja yang lebih baik, tetapi juga dapat menjadi pengusaha yang membuka peluang kerja bagi orang lain. Dengan demikian, dampak pendidikan non-formal tidak hanya dirasakan oleh individu perempuan itu sendiri, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan.

Pendidikan Non-Formal untuk Mengatasi Masalah Sosial

Selain aspek ekonomi, Ammy juga melihat bahwa pendidikan non-formal dapat menjadi solusi untuk berbagai masalah sosial yang sering dihadapi perempuan. Di Cilacap, seperti di banyak daerah lainnya di Indonesia, isu-isu seperti perkawinan anak, kekerasan terhadap perempuan, dan kesenjangan gender masih menjadi tantangan besar.

Ammy menekankan bahwa pendidikan non-formal yang dirancang dengan baik dapat membantu mengatasi masalah-masalah ini. “Melalui pendidikan non-formal, kita bisa memberikan pemahaman yang lebih baik kepada perempuan tentang dampak negatif perkawinan anak, hak-hak kesehatan reproduksi, dan cara melindungi diri dari kekerasan dalam rumah tangga,” katanya.

Ia menambahkan bahwa program-program pendidikan non-formal juga bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum, termasuk laki-laki, tentang pentingnya kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dengan demikian, pemberdayaan perempuan tidak hanya terbatas pada upaya individual, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan sosial yang lebih luas.

Harapan untuk Masa Depan Perempuan Cilacap

Sebagai calon pemimpin yang juga seorang perempuan, Ammy Amalia Fatma Surya memiliki komitmen kuat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di Cilacap. Ia berharap agar melalui pendidikan non-formal, perempuan di Cilacap dapat lebih berdaya dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.

“Kami ingin melihat lebih banyak perempuan yang berani mengambil peran sebagai pemimpin, baik di lingkungan rumah tangga, komunitas, maupun dalam dunia usaha. Ini semua bisa dimulai dengan memberikan mereka akses yang lebih luas terhadap pendidikan non-formal,” tegas Ammy.

Melalui program-program pendidikan non-formal yang lebih inklusif dan berkelanjutan, Ammy berharap dapat membantu menciptakan generasi perempuan yang lebih kuat, mandiri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Sebagai calon Wakil Bupati dalam Pilkada 2024, ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan isu-isu perempuan dan memastikan bahwa setiap perempuan di Cilacap memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat.

Pilkada 2024 menjadi momentum penting bagi Kabupaten Cilacap untuk melangkah maju, terutama dalam hal pemberdayaan perempuan.

Dengan visi yang kuat tentang pentingnya pendidikan non-formal, Ammy Amalia Fatma Surya bertekad untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui peningkatan keterampilan dan pengetahuan perempuan.

Melalui pendidikan non-formal, ia yakin bahwa perempuan Cilacap dapat menjadi agen perubahan yang lebih berdaya dan siap membangun masa depan yang lebih baik.

Editor : Arbi Anugrah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network