JAKARTA, iNews.id - Tim TNI AL melakukan penyelaman selama dua hari dan berhasil menemukan bangkai kapal perang di perairan pemisah antara daratan Cilacap dengan Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah.
Kabar mengenai penemuan bangkai kapal perang bermula pada Sabtu (15/7) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, ketika dua nelayan bernama Mukmin (35) dan Surono (45) dari Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Jawa Tengah, melakukan penyelaman di sekitar dermaga di Segara Anakan.
Mereka menemukan amunisi dan melaporkannya ke Pangkalan TNI AL di Cilacap.
Setelah menerima laporan, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Cilacap, Kolonel Laut (P) Bambang Subeno, melakukan pengecekan dan menemukan ribuan amunisi dari kaliber 7,62 mm hingga 12,7 mm.
Tim kemudian melakukan identifikasi titik penemuan dan melakukan pengamanan area guna mencegah penyalahgunaan oleh masyarakat.
Amunisi yang ditemukan dalam kondisi buruk, serbuknya telah dibuang, dan selongsongnya terpisah dari proyektilnya. Tim memetakan lokasi penemuan amunisi di bawah laut dan menduga bahwa amunisi tersebut berasal dari kapal perang yang tenggelam di perairan alur Cilacap.
Untuk mengklarifikasi temuan tersebut, Bambang meminta bantuan dari Underwater Documentary Team (UDT) Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) yang memiliki kemampuan penyelaman di sekitar bangkai kapal dan dokumentasi bawah air.
Pada Kamis (20/7), Tim Puskopaska TNI AL melakukan penyelaman untuk mengidentifikasi temuan ribuan amunisi di perairan Pulau Nusakambangan. Tim terdiri dari lima personel Kopaska, satu orang historical diver, dan satu technical diver, dipimpin oleh Direktur Operasi Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska) Letkol Laut (P) Yudo Ponco.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa amunisi tersebut bukan produksi Indonesia, melainkan Amerika, dan digunakan pada era Perang Dunia II sebagai senjata pertahanan udara yang dipasang di pesawat jenis P40E.
Bambang menduga pesawat tersebut diangkut oleh kapal perang USS Langley pada era Perang Dunia II. Senjata yang perlu diwaspadai dari temuan tersebut adalah senjata dengan kaliber besar, seperti senjata meriam, karena kapal perang pada era tersebut biasanya dilengkapi dengan bom laut yang mungkin masih aktif.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait