CILACAP, iNewsCilacap.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 di Kabupaten Cilacap, Jawa Tenga akan datang lebih awal dan berdampak lebih kering dari pada tahun sebelumnya. Puncak musim kemarau juga diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus 2023.
Plt Kalak BPBD Kabupaten Cilacap, Erna Suharyati mengatakan, untuk menyikapi potensi kekeringan akibat dampak musim kemarau, BMKG telah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih siap dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Khususnya dampak kekeringan untuk wilayah yang sering mengalami sifat musim kemarau.
"Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain, bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih," kata Erna Suharyati, dalam keterangannya, Senin (29/5/2023).
Menurut Erna, untuk mengantisipasi sebagai bentuk kesiapsiagaan, pemetaan terhadap daerah-daerah yang berpotensi terdampak fenomena El Nino atau fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap. Hal ini untuk mencegah terjadinya kekeringan yang sangat berdampak bagi masyarakat.
"Bahwa beberapa daerah di Cilacap perlu mengantisipasi bencana alam pada musim kemarau, khususnya terkait dengan dampak kekeringan yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk produksi pertanian," ucapnya.
Dia menjelaskan, dari data dan pemetaan yang dilakukan, di Kabupaten Cilacap setidaknya memiliki 105 Desa di 20 Kecamatan yang sangat rawan kekeringan. Bahkan, hampir setengah lebih wilayah Cilacap rawan bencana kekeringan.
Maka dari itu, semua daerah rawan kekeringan di Cilacap perlu dibekali mitigasi bencana sejak dini untuk mengetahui tingkat kerawanannya. Termasuk aksi mitigasi secara komprehensif untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diperkirakan akan jauh lebih kering dari tiga tahun terakhir.
"Ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak, sehingga akan berdampak pada pengurangan resiko bencana dan mampu mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat," ujarnya.
Selain itu, BPBD Kabupaten Cilacap juga telah menyiagakan tiga unit kendaraan tangki air untuk membantu masyarakat yang mengalami kekurangan air bersih di daerah rawan kekeringan. "Kendaraan tersebut disiapkan untuk droping air bersih yang telah dialokasikan yaitu sebanyak 490 tangki dengan kapasitas 5000 liter per tangki," ucapnya.
Pemkab Cilacap juga berharap agar dunia usaha, sebagai salah satu unsur Pentahelix dapat ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana kekeringan akibat dampak fenomena El Nino. Diantaranya dengan menyalurkan dana CSR guna membantu kebutuhan air bersih masyarakat di daerah terdampak.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait