RIMINI, iNews.id – Pembalap Mooney VR46 Ducati, Marco Bezzecchi bermimpi jadi pembalap saat beli helm. Menarik diulas kisah dari murid Valentino Rossi ini.
Nama Bezzecchi ramai disebut-sebut pencinta balap dunia akhir-akhir ini. Dia dinobatkan sebagai Rookie of The Year dalam debutnya di MotoGP pada musim 2022 lalu.
Kariernya semakin cemerlang di MotoGP 2023. Rider Italia itu naik podium ketiga dalam balapan utama pembuka di Portugal.
Lalu, setelah menjadi runner up balapan sprint di Argentina, dia berhasil menyabet kemenangan perdananya di MotoGP dalam balapan utama di Autodromo Termas de Rio Hondo.
Meskipun rider berusia 24 tahun itu hanya mampu mengamankan tempat keenam dalam MotoGP Amerika Serikat 2023 akhir pekan lalu, dia sukses bercokol di puncak klasemen dengan koleksi 64 poin. Dia unggul 11 angka atas sang juara bertahan, Francesco Bagnaia, yang membuntutinya di urutan kedua.
Performa gemilangnya itu jelas membuat Bezzecchi saat ini mendapat sorotan dari para penggemar MotoGP di seluruh dunia sehingga namanya semakin terkenal. Akan tetapi, terkenal bukanlah tujuannya karena dia hanya ingin menjadi seorang pembalap MotoGP sejak kecil.
“Tidak, tidak ada orang di sini untuk menjadi terkenal. Yang saya inginkan adalah menjadi pembalap jalanan dan khususnya MotoGP,” kata Bezzecchi dilansir Speedweek, Jumat (21/4/2023).
Bezzecchi mengungkapkan dirinya sudah dekat dengan dunia sepeda motor karena ayah dan kakeknya merupakan seorang mekanik. Akan tetapi, awal mula dirinya berkeinginan menjadi seorang pembalap justru muncul bukan dari ajakan ayah dan kakeknya.
Tapi ketika sedang ingin membeli sebuah helm, ternyata helm tersebut merupakan milik anak sang penjual yang kebetulan seorang pembalap.
“Ayah saya adalah seorang mekanik, sama seperti kakek saya, jadi saya tumbuh besar dengan hobi sepeda motor. Ketika saya berumur enam tahun saya menginginkan sepeda motor pertama saya. Kami pergi ke toko sepeda motor karena ayah saya membeli skuter dan saya membutuhkan helm sebagai penumpang,” ujarnya.
“Saya ingin helm tertentu, tetapi pemilik toko mengatakan helm ini milik anaknya dan dia tidak bisa menjualnya karena dia seorang pembalap. Saya kemudian bertanya kepada ayah saya apakah saya juga bisa balapan, dan begitulah semuanya dimulai,” tambahnya.
Bahkan, Bezzecchi membeberkan pada awalnya dia tak memiliki bakat yang bagus untuk menjadi seorang pembalap motor. Orang tuanya tak pernah memaksanya untuk berkarier menjadi seoarang pembalap.
Akan tetapi, berkat dorongan motivasi dari dirinya sendiri akhirnya mimpi tersebut bisa menjadi kenyataan. Dan kini, dia sudah menjelma menjadi salah satu pembalap berbakat yang menjadi calon juara MotoGP 2023.
“Itu tidak sulit (untuk membuat Bezzecchi termotivasi jadi pembalap)! Saya mendapatkan sepeda mini pertama saya untuk ulang tahun saya. Sejujurnya, saya tidak terlalu baik pada awalnya (sebagai pembalap). Saya tidak takut, tetapi begitu saya merasakan seseorang datang dari belakang, saya membiarkan mereka lewat,” jelas rekan setim Luca Marini itu.
“Ibu saya juga tidak terlalu yakin saya bisa menjadi seorang pembalap. Tapi saya terus meminta ayah saya untuk pergi balapan. Dia tidak pernah mendorong saya, saya selalu bertanya ‘Bisakah kita balapan? Jadi dia terus membawa saya dan semakin tua saya semakin baik,” ucapnya.
Editor : Reynaldi Hermawan