SURAKARTA, iNewsCilacap.id - Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang), Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) merampungkan pembangunan Depo Perawatan KRL dengan luas 8.500 m2 (8149,85) di Jebres, Surakarta. Kepala BTP Semarang, Putu Sumarjaya menyebut, pembangunan Depo KRL Jebres merupakan salah satu lingkup pekerjaan elektrifikasi Solo Balapan-Solo Jebres-Palur.
"Sebagai angkutan massal unggulan di wilayah Jawa Tengah dan DIY, sarana KRL tentu membutuhkan dukungan fasilitas perawatan untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan minim gangguan," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip, Sabtu (10/3/2023).
Depo KRL Jebres yang dibangun BTP Semarang menjadi Depo KRL pertama di Jawa Tengah. (Foto: Dok. Kemenhub)
Bagian depo terdapat jalur 6 untuk pencucian kereta, jalur 7 (kapasitas 13 kereta) dan jalur 8 (kapasitas 14 kereta) untuk perawatan.
Sesuai Permenhub Nomor 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian, area Depo terdiri dari bangunan sarana sebagai area utama perawatan KRL, bangunan kantor untuk kegiatan administrasi, ruang peralatan dan penyimpanan suku cadang.
Selain itu, terdapat juga bangunan untuk ruang istirahat, ruang pelayanan kesehatan, area ibadah, dan tempat pengolahan air bersih. Terdapat peron, kolong (perawatan sisi bawah kereta), anjungan (perawatan sisi atas) dan area workshop.
Selain pembangunan Depo KRL, BTP Semarang juga melakukan pengadaan peralatan perawatan KRL antara lain peralatan angkat komponen, pesawat angkut, peralatan angkat sarana. Misal lifitng jack (fungsi pengangkatan body kereta), overhead crane 2x7.5 ton dan 1x3 ton.
Putu menambahkan, animo masyarakat Yogyakarta dan Surakarta yang menggunakan KRL Yogya Solo sangat bagus, di mana sewaktu ada aturan pembatasan perjalanan, konektivitas ini bisa mengangkut 1,7 juta penumpang. Saat pandemi mulai landai di 2022, angka penumpang naik signifikan hampir 4,4 juta penumpang.
"Rata-rata harian load factor KRL mendekati 68 persen, 12.000-an orang per hari. Angkutan Lebaran kemarin load factor puncaknya 109 persen, 26.000 penumpang sehari. Load factor puncak Nataru 97,7 persen, 24.000 penumpang, sudah perpanjangan pelayanan sampai Palur," katanya.
Dia menyebut, seiring bertambahnya frekuensi operasi, sarana KRL mutlak dijaga keandalannya, hal ini ditempuh dengan membangun depo perawatan yang mumpuni untuk kegiatan perawatan.
"Dua tahun terakhir stabling dan perawatan KRL dilakukan di area Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Klaten, setelah Depo resmi beroperasi perawatan harian, bulanan, tahunan sampai pencucian sarana KRL bisa dilakukan disini. Harapannya dengan kapasitas angkut yang bertambah, masyarakat tetap bisa nyaman, selamat memanfaatkan moda KRL dengan tarif yang terjangkau," tuturnya.
Sementara, PPK Kegiatan Pengembangan 3, Albertus Dito menjelaskan, pembanguan Depo KRL paralel dengan pekerjaan Gardu dan Listrik Aliran Atas (LAA) Solo Balapan-Solo Jebres serta penataan track layout Solo Jebres, total investasi senilai Rp349,5 miliar yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
“Akhir 2020 kami mulai pembangunan, selesai di Desember 2022. Jalur, bangunan depo, LAA, persinyalan semuanya sudah pengujian pertama, sudah safety assessment juga (Penilaian Sistem Keselamatan) jaminan bahwa semua prasarana tersebut laik operasi," ujarnya.
Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait