USAI ibadah haji, biasanya ara jemaah haji yang pulang biasanya membawa oleh-oleh untuk keluarganya. Tetangga juga banyak yang datang. Para tetangga dan kerabat memperoleh oleh-oleh dari Tanah Suci yakni air zam-zam.
Air zam-zam berasal dari mata air sumur yang berada di Tanah Suci. Air sudah memberikan berkah bagi seluruh pendidik dunia.
Sumur zamzam meupakan rahmat dari Allah Subhanahu wa ta'ala dan menjadi keajaiban abadi.
Sumur zam-zam muncul pada 5.000 tahun lalu. Meski diambil airnya setiap hari, bahkan dibawa pulang oleh jamaah haji dan umrah dari berbagai negara, sumur zamzam tidak pernah mengering.
Sumur zamzam berasal dari gesekan kaki Nabi Ismail Alaihissallam setelah ibunya Hajar berlari tujuh kali di antara Bukit Shafa dan Marwa mencari air untuk bayinya yang kala itu kehausan di tengah lembah tandus Hijaz yang tidak berpenghuni. Zamzam sendiri artinya “tidak berhenti mengalir".
Arabnews melaporkan sumur zamzam selalu bersih, tidak ada lumut, serangga, jamur, atau kotoran lainnya. Air zamzam memiliki tingkat mineral alami lebih tinggi dari air biasa yang telah didesalinasi dengan normal. Maka itu, rasa air zamzam berbeda, terasa lebih berat.
Para jamaah haji dan umrah biasanya sangat antusias meminum air zamzam dan memasukkannya dalam botol, membawanya pulang ke negara asal.
Air zamzam dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti dikatakan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Perkembangan dan perawatan air zamzam menjadi hal yang sangat penting, karena air sumur ini sudah dilindungi dengan berbagai cara selama berabad-abad.
Walaupun diminum jamaah haji, umrah dan pengunjung di Makkah sejak zaman dahulu, zamzam tidak pernah berhenti mengalir. Air zamzam akan selalu ada untuk memberkati para muslim.
Sumur zamzam sempat terkubur ratusan tahun sebelum digali kembali oleh Abdul Muthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Sumur itu terus dilindungi dan dijaga oleh Nabi Muhammad, kemudian khalifah, hingga pendiri Arab Saudi Raja Abdul Aziz.
Pada masa lalu, sumur zamzam dijaga dan dilindungi dengan cara tradisional. Namun pada akhir masa pemerintahan Raja Abdullah, sebuah lompatan rencana diambil yaitu dengan pengembangan sumur yang dipertahankan dengan baik.
Ia mengubah metode pengisian dan distribusi air di dua masjid suci; Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dia juga yang mendirikan The King Abdullah bin Abdul Aziz Zam Zam Water Project (KZWP) pada 2013.
Dengan meningkatnya pengunjung dan jamaah haji setiap tahunnya, maka permintaan akan air zamzam juga bertambah. Inilah mengapa dibutuhkannya pengembangan lebih untuk sumur zamzam. Biaya untuk konstruksi proyek berkisar lebih dari SR7000 juta atau setara USD187.000.000.
Proyek ini melakukan banyak metode yang tidak profesional berkaitan dengan memompa, menyaring, mendistribusikan, mengisi air, dan menggantikan ini dengan teknologi yang paling baru dan aman.
Sebelum ini, beberapa waktu silam pengisian air zam-zam dilaksanakan secata manual. Wadahnya juga berukuran beda. Selain itu, tidak melalui pengisian botol oleh yang berwenang.
Dengan adanya pembangunan proyek yang telah selesai, maka ada dua kontainer berukuran 5 dan 10 liter. Air zam zam dirawat, dikemas dalam botol, disimpan, dan didistribusikan secara efisien.
Sebelum perjalanan haji atau umrah berakhir, pengunjung akan mendapatkan sebotol atau dua air zamzam sebelum berangkat, di mana pada tahun sebelumnya mengakibatkan kekacauan dan antrian yang tidak teratur.
Sekarang proyek mendistribusikan wadah air kepada peziarah di dalam bus atau di bandara dalam rangka untuk menghemat waktu dan mencegah kerumunan ramai. Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, air zamzam disediakan dalam pendingin yang dibersihkan setiap hari dan proses pengisiannya.
Pembelian secara daring air zamzam merupakan bagian dari proyek National Water Company yang dimulai setelah pemberhentian jualan sebagai tindakan pencegahan selama terjadinya wabah pandemi virus corona.
Air zamzam sekarang didistribusikan melalui platform bisnis elektronik Saudi HNAK yang menawarkan layanan pengiriman rumah juga.
Ekstraksi, memompa, dan pengawasan penyimpanan dan pemompaan dicapai melalui teknologi serat optik dari kontrol pengawasan dan akuisisi data jaringan.
Dengan semua teknologi ini, kualitas mineral alami air zamzam dipertahankan dan dipertahankan menurut penelitian teliti yang dilakukan untuk menentukan metode pemompaan dan penyaringan yang paling sesuai.
Guna mencegah air zamzam terpengaruh kontaminasi alam eksternal, Zamzam Studies and Research Center telah menerapkan kontrol kualitas yang ketat.
"Agar dapat mengelola sumur zamzam secara berkelanjutan, kita perlu memiliki pemahaman penuh tentang pengaturan lingkungan dan hidrogeologi dari sumur suci ini dan sumber air mencapainya, termasuk konduktor air di daerah tersebut," kata Samer Showman, presiden Pusat Penelitian Arab Saudi.
"Kita perlu melihat bagaimana air sedang disimpan dan pergerakannya yang cepat. Serta jenis mineral dan ekstraknya melalui perjalanan antara batu-batu untuk memahami seperti apa ciri air zamzam."
"Kami telah menghubungkan model matematis dengan jaringan curah hujan data dan stasiun curah hujan di bagian yang berbeda dari akuifer untuk menentukan volume yang tepat dan kuantitas air yang dapat diekstrak sepanjang tahun di Wadi Ibrahim," tambahnya.
Showman mengatakan bahwa laboratorium khusus untuk air zamzam di Makkah melacak dan menguji sampel yang berbeda dari air, lalu dianalisis setiap pekan untuk menjaga kualitas air.
Editor : Elde Joyosemito
Artikel Terkait