Hindun Anisah: Maksimalkan Sosialisasi Nilai-nilai Luhur Pancasila di Media Sosial

“Jika tidak diimbangi dengan kesadaran kebangsaan, media sosial bisa menjadi alat destruktif. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat perlu bergerak bersama menyebarkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dan kreatif di ruang digital,” jelasnya.
Hindun juga menyoroti meningkatnya tensi dan persaingan antar kelompok masyarakat yang ditunjukkan melalui unjuk kekuatan dan pernyataan yang berpotensi memecah belah. Ia menyayangkan bahwa demi kepentingan kelompok, banyak yang mengesampingkan kepentingan nasional.
“Semua pihak harus memprioritaskan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun kelompok. Tidak boleh lagi ada bentrokan fisik atau adu gengsi yang justru melemahkan kita semua,” tegas Hindun.
Dalam kondisi sosial ekonomi yang masih belum stabil, Hindun menekankan bahwa energi bangsa harus difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Ia mengingatkan bahwa masyarakat di tingkat akar rumput lah yang paling terdampak ketika terjadi konflik sosial yang dipicu oleh elit atau kelompok tertentu.
Di era digital ini, peran generasi muda, influencer, dan pegiat konten sangat penting. Mereka adalah aktor utama dalam membentuk opini publik dan menentukan arah diskusi di dunia maya. Oleh karena itu, Hindun mengajak generasi milenial dan Gen Z untuk tidak hanya menjadi pengguna media sosial, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif menyebarkan nilai-nilai kebangsaan.
“Generasi muda harus tampil sebagai digital changemaker. Gunakan kreativitas kalian untuk menyampaikan pesan-pesan Pancasila dalam bentuk konten yang menarik, informatif, dan membangun kesadaran kolektif akan pentingnya persatuan dan toleransi,” ajaknya.
Konten seperti video edukatif, infografis menarik, podcast, hingga thread di Twitter/X bisa menjadi alat ampuh untuk mengedukasi publik mengenai pentingnya nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendekatan yang ringan dan sesuai dengan gaya komunikasi generasi muda juga penting agar pesan mudah diterima.
Hindun berharap, ke depan, media sosial di Indonesia dapat berkembang menjadi ekosistem yang sehat, etis, dan mencerminkan semangat Pancasila. Dibutuhkan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga platform media sosial untuk memastikan bahwa ruang digital tidak menjadi ajang penyebaran kebencian dan fitnah.
“Pancasila harus hadir tidak hanya dalam pidato atau simbol, tapi juga dalam setiap interaksi kita di dunia maya. Di sinilah kita diuji: apakah kita benar-benar mengamalkan nilai-nilai luhur bangsa atau hanya menjadikannya jargon kosong,” tutup Hindun.
Seruan Hindun Anisah menggarisbawahi urgensi kolaborasi nasional dalam menjaga semangat kebangsaan di era digital. Sosialisasi Pancasila di media sosial bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi kewajiban moral setiap warga negara yang peduli akan keutuhan bangsa. Saatnya kita menjadikan media sosial sebagai ladang subur untuk menanamkan nilai luhur Pancasila—bukan ladang perpecahan, tapi ruang persatuan.
Editor : Arbi Anugrah