CILACAP, iNewsCilacap.id – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai jika terdapat beberapa indikator kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Ganjar pun memiliki cara untuk melakukan penanggulangan kemiskinan, khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga.
Menurut Ganjar ada beberapa indikator kemiskinan yang menjadi parameter, yakni tidak memiliki jamban, tidak memiliki sumber air minum, tidak memiliki sambungan listrik. Selain itu, rumah kategori tidak layak huni, individu berisiko stunting, dan anak tidak sekolah (usia 7-18 tahun).
“Se-Jawa Tengah itu ada 923 desa dengan lumpur ekstrem. Ini putaran terakhir saya. Maka setelah ini setiap minggu panjenengan lapor,” kata Ganjar dalam kunjungan kerjanya di Cilacap, Kamis (2/2/2023).
Oleh karena itu, percepatan penanganan kemiskinan saat ini menjadi prioritas pekerjaan, sesuai arah presiden yang menetapkan angka kemiskinan 0% pada tahun 2024. Apalagi sebanyak 923 desa pada 17 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah masuk kategori kemiskinan ekstrem.
Menurut dia, berdasarkan rekap cek daftar indikator kemiskinan hasil verifikasi validasi, di Kabupaten Cilacap sendiri setidaknya ada 37 desa prioritas. Dari 37 desa dengan kelumpuhan ekstrem tersebut ada 2.219 KK yang belum memiliki jamban, 1.545 KK belum memiliki sumber air minum, dan 7 KK belum memiliki sambungan listrik.
Selanjutnya ada 1.054 rumah yang masuk kategori tidak layak huni, 20.794 individu berisiko stunting, dan 545 anak usia 7 – 18 tahun yang tidak naik. Tingkat respons terbuka sebanyak 83.941 jiwa atau 6,32%, angka kemiskinan 190.600 jiwa atau 11,02%, angka perceraian 7.243 jiwa, dan angka inflasi 6,81%.
“Maka Bupati saya minta untuk mengawal dan mengirim mingguan, lalu laporan ke kami. Dimulai dari Kades dan Camat memverifikasi,” kata Ganjar.
Editor : Arbi Anugrah