Jelang magrib itu, Ediwarno tampak tak banyak bicara. Dia lebih sering berzikir dan bertalbiyah. Sesekali, dia juga merespons apa yang diucapkan oleh sang istri. Laki-laki berusia 62 tahun ini hanya tampak anteng di atas kursi roda.
“Bapak ini tidak bisa melihat, sudah sejak 2016 setelah kecelakaan,” ujar sang istri berupaya menjelaskan kondisi Ediwarno.
Ediwarno adalah jamaah haji yang tinggal di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang berangkat ke Tanah Suci dengan kondisi tidak bisa melihat.
Ediwarno sendiri tak tahu persis penyebab dua matanya bisa menjadi buta selepas insiden di saat pagi hari ketika tengah berangkat ke kantornya di Pemkab Cilacap.
Saat kecelakaan, sepeda motor yang dia naiki ringsek. Kondisi tak jauh beda juga dengan sepeda motor lawannya. Bahkan begitu kerasnya tabrakan, Ediwarno sampai koma beberapa hari di rumah sakit (RS). Dua operasi besar pun dia jalani kala itu.
Yang dia ingat, dua matanya mulai mengalami gangguan sekitar sebulan setelah kecelakaan. Perlahan, daya penglihatannya menurun. Hingga puncaknya, dua matanya benar-benar tak bisa melihat. Yang ada hanyalah gelap sampai sekarang.
Editor : Arbi Anugrah