Lebih dari sekadar mengikuti ayunan bambu, para penari Rangkuk Alu menyelaraskan gerakannya dengan alunan musik tradisional, seperti gong dan gendang, serta diiringi nyanyian lagu daerah. Perpaduan musik dan gerakan yang dinamis ini menghasilkan pertunjukan yang memukau dan penuh semangat.
Dalam pertunjukannya, Tari Rangkuk Alu biasanya dimainkan oleh para remaja laki-laki dan perempuan. Mereka mengenakan pakaian adat Manggarai yang indah, seperti ikat kepala, baju bero, dan kain songket. Tarian ini biasanya melibatkan 6-8 orang pemegang bambu dan beberapa orang penari yang menari secara bergantian.
Keunikan Tari Rangkuk Alu terletak pada kelincahan dan ketepatan yang dibutuhkan para penari untuk menghindari jepitan bambu. Gelak tawa penonton karena penari yang tidak bisa menghindari jepitan pun menjadi keseruan tersendiri.
Selain sebagai hiburan, Tari Rangkuk Alu juga memiliki makna edukasi dan pembentukan diri. Kelincahan penari dalam menghindari jepitan bambu melatih ketepatan mereka dalam bertindak. Lebih dari itu, menurut masyarakat setempat, tarian ini mengandung nilai-nilai filosofis dan spiritual, seperti kerja sama, ketekunan, dan rasa syukur.
Tari Rangkuk Alu: Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan
Pemilihan Tari Rangkuk Alu sebagai Google Doodle pada Hari Tari Sedunia merupakan langkah yang tepat untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Tarian ini tidak hanya indah dan menghibur, tetapi juga sarat makna dan nilai-nilai positif.
Diharapkan dengan adanya perhatian dari Google dan berbagai pihak lainnya, Tari Rangkuk Alu dapat terus dilestarikan dan dipromosikan sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang patut dibanggakan.
Mari kita jaga dan lestarikan kekayaan budaya Indonesia!
Editor : Arbi Anugrah