Kisah Perjuangan Hendro, Penjaja Koran yang Mulai Terlupakan Oleh Gerusan Zaman

PURWOKERTO, iNews.id - Kisah perjuangan seorang penjual koran di sudut jalanan Kota Purwokerto dan segala kesibukannya. Petang itu, rintik hujan tak menyurutkan semangat seorang pria yang tengah berpacu dengan lampu merah perempatan Jalan Masjid, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Hanya dengan berbekal plastik untuk menutupi setumpukan koran yang dibawanya, ia terus menerjang hujan sambil menawarkan harapannya itu pada setiap pengemudi yang terhenti di lampu merah. Dengan tekun, ia mengetuk tiap kaca jendela kuda besi yang berhenti, meski riuh hujan menyerbunya dari segala arah.

Baca Juga

Kecelakaan Kereta Api Pandalungan, Pentingnya Disiplin Melintasi Perlintasan Sebidang

Pria berpeci yang usianya tak lagi muda itu bernama Hendro Yudi, ia tinggal di daerah Pasirmuncang, Purwokerto Barat. Tak terhitung sudah berapa banyak kendaraan yang ia sambangi demi menjual koran yang ia jual sejak sore.

Tak terhitung juga isyarat lambaian tangan tanda baginya untuk beranjak ke kendaraan lain. Meski demikian, ia tetap teguh berdiri di samping pohon dan menggantungkan renjananya pada nyala lampu merah.

Susah lima tahun lamanya, Hendro berkutat menjadi seorang penjual koran setelah sebelumnya ia bekerja secara serabutan. Selama lima tahun ini, ia biasa menuju tempat biasanya berjualan dengan mengendarai sebuah sepeda hijau miliknya. Ia mengaku lebih sering berjualan di lampu merah Persimpangan Jalan Masjid di sisi Barat. Di antara tumpukan koran yang dibawa Hendro, tampak sejumlah nama-nama media cetak lokal kenamaan. Dari situlah, pria berusia 41 tahun tersebut mencari sesuap nasi.

Baca Juga

HUT Ke-79 KAI, Daop 5 Purwokerto Berikan Penghargaan, Komitmen pada Keselamatan

“Biasanya yang sering dibeli itu Radar. Nah, yang Radar itu kalo setor ke sana kan per korannya Rp 2.200, saya jualnya Rp 3.000,” ujar pria yang tergabung dalam sebuah agen koran cetak yang tak jauh dari tempatnya berjualan.

Editor : Arbi Anugrah