Lonjakan yang signifikan terjadi terutama setelah 2015, mencerminkan perkembangan ekonomi dan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.
Mengapa UMK Terus Naik?
Kenaikan UMK setiap tahun didasarkan pada berbagai faktor penting yang memengaruhi kebutuhan hidup pekerja. Menurut buku Hak Karyawan Atas Gaji & Pedoman Menghitung karya Edytus Adisu, beberapa faktor utama penentu kenaikan UMK meliputi:
Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Penetapan UMK mempertimbangkan kebutuhan dasar pekerja, seperti makanan, perumahan, transportasi, dan pendidikan.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa turut memengaruhi penyesuaian UMK.
Pertumbuhan Ekonomi
Daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang baik akan memiliki kapasitas untuk meningkatkan UMK, sesuai dengan produktivitas tenaga kerja.
Upah Rata-Rata di Daerah Sekitar
UMK disesuaikan agar tetap kompetitif dengan wilayah lain, sehingga dapat menarik tenaga kerja lokal.
Kondisi Pasar Tenaga Kerja
Tingkat pengangguran dan kebutuhan tenaga kerja juga menjadi variabel penting dalam penetapan UMK.
Penyesuaian UMK juga diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, yang menetapkan formula penghitungan berdasarkan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.
Dampak Kenaikan UMK 2025
Kenaikan UMK memiliki dampak yang beragam, baik bagi pekerja maupun perusahaan:
Bagi Pekerja
Kenaikan UMK membantu pekerja memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat, terutama di tengah inflasi. Hal ini juga memberikan kepastian bahwa penghasilan mereka sesuai dengan standar hidup layak.
Bagi Perusahaan
Perusahaan, terutama UMKM, mungkin menghadapi tantangan dalam menyesuaikan biaya operasional. Namun, hal ini juga mendorong perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas guna mempertahankan daya saing.
Editor : Arbi Anugrah