JUTAAN pengguna Facebook menjadi korban serangan tipuan atau phishing skala besar. Perusahaan anti-phishing PIXM mengungkapkan serangan tersebut dilakukan dari situs palsu saat membuka Facebook sebagai metode untuk mencuri data atau informasi pengguna.
Bahkan, phising yang dilakukan tersebut telah memberikan keuntungan besar bagi pelaku. Hal itu turut diungkap perusahaan keamanan siber Cerberus Sentinel.
“Sungguh mengesankan jumlah pendapatan yang dapat dihasilkan oleh pelaku bahkan tanpa menggunakan ransomware atau bentuk penipuan umum lainnya seperti meminta kartu hadiah atau permintaan PayPal darurat,” kata Chris Clements, wakil presiden arsitektur solusi di perusahaan keamanan siber Cerberus Sentinel, dikutip dari Tech Republic, Minggu (12/6/2022).
Dijelaskan lebih lanjut, PIXM menggali lebih dalam dan menemukan salah satu halaman phishing yang menghosting tautan ke aplikasi pemantauan lalu lintas publik yang terbuka. Melalui aplikasi tersebut, mereka menemukan bahwa pada tahun 2021, 2,7 juta pengguna mengunjungi salah satu situs phishing melonjak hingga 8,5 juta tahun ini.
PIXM juga menemukan potongan kode umum di semua halaman phishing, yang merujuk pada situs web yang disita dan ditutup oleh lembaga penegak hukum. Diduga, itu milik seorang pria Kolombia, salah satunya Rafael Dorado, demikian dilansir dari Tech Radar.
“Agar tetap aman, pengguna harus waspada terhadap jenis kampanye penipuan yang dilakukan penjahat dunia maya dan tetap waspada,” kata Clements.
Dia juga menyarankan agar setiap pengguna lebih berhati-hati terhadap setiap permintaan yang tidak biasa dari kontak media sosial mereka.
“Harus diverifikasi secara independen melalui cara yang berbeda seperti menelepon teman Anda untuk memvalidasi tindakan yang mereka minta adalah sah,” ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah