Era represi Orde Baru tidak menyurutkan idealisme Hasto. Ia mendalami isu-isu rakyat, membaca karya-karya Sukarno, dan mulai mengembangkan pandangan politik yang bercirikan Sukarnois. Idealisme ini menjadi fondasi perjalanan politiknya, yang diarahkan untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat dan membangun Indonesia sebagai mercusuar dunia.
Karier Profesional: Dari Teknik ke Politik
Setelah lulus pada tahun 1991, Hasto memulai kariernya di PT Rekayasa Industri, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka. Ia terlibat dalam berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan pabrik minyak kelapa sawit di Kalimantan Timur dan proyek ambisius seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Namun, dunia politik terus memanggil. Pada tahun 1999, Hasto memutuskan bergabung dengan PDI Perjuangan. Ia memulai karier politiknya dari bawah, dengan tugas sederhana sebagai "tukang ketik." Dedikasi dan kemampuannya dalam strategi serta organisasi membawanya menanjak hingga akhirnya dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal PDIP pada tahun 2014.
Sekjen PDIP: Penggerak Kemenangan Partai
Sebagai Sekjen PDIP, Hasto memainkan peran kunci dalam membawa partai ini meraih kemenangan besar di berbagai pemilu. Pada Pemilu 2019, di bawah kepemimpinannya, PDIP sukses menjadi partai pemenang dan mendominasi Pilkada di berbagai daerah.
Hasto dikenal karena pendekatannya yang modern dalam manajemen partai. Ia memperkenalkan sistem organisasi yang efisien dan membawa PDIP menjadi partai pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015. Langkah ini menunjukkan komitmennya untuk menjadikan PDIP sebagai partai modern yang profesional dan terorganisir.
Dua Kasus Korupsi yang Menjerat Hasto
Namun, di balik prestasinya yang gemilang, Hasto kini harus menghadapi dugaan keterlibatan dalam dua kasus besar yang sedang diselidiki oleh KPK.
Kasus Harun Masiku
Hasto diduga memiliki peran dalam kasus suap yang melibatkan Harun Masiku, mantan caleg PDIP yang menjadi buronan sejak 2019. Kasus ini terkait dengan upaya untuk memanipulasi hasil pemilu melalui suap kepada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
Penyalahgunaan Anggaran Proyek Strategis
Editor : Arbi Anugrah