JAKARTA, iNewsCilacap.id - Kampung unik di Banyumas selalu menarik untuk dijelajahi. Terutama saat singgah ke Desa Kemawi, di sini Anda akan menjumpai desa unik yang tersembunyi di bawah lembah.
Ya, tempat tersebut bernama Kampung Sodong, Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Akses menuju kampung Sodong ini terbilang sulit. Sebagian jalannya memang sudah dibangun menggunakan semen, tetapi di bagian pinggirnya banyak ditumbuhi lumut yang licin.
Bagi para pengendara harus ekstra hati-hati ketika melintasi jalanan ini. Meski begitu, desa unik memiliki pemandangan indah yang membuat siapa saja berkunjung akan susah untuk move on.
Penasaran seperti apa suasana desa unik di Banyumas ini? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (1/3/2023).
Desa Unik di Banyumas
Jika mendekati pemukiman penduduk di desa ini, jalan yang ditemui adalah tanah dan bebatuan, apabila hujan jalannya akan sangat licin. Adapun jembatan yang melintasi sungai kecil, terbuat dari material kayu seadanya yang jika terkena air dan udara dingin membuatnya cepat lapuk. Jalannya menurun, tetapi pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan sangat menyejukan. Di samping kanan dan kiri jalanan tumbuh subur vegetasi hijau, yang menghalau masuknya cahaya matahari. Suasananya begitu segar dan menenangkan jiwa.
Dihuni para Lansia
Pemukiman warga di Kampung Sodong, secara keseluruhan terdapat 11 rumah saja yang jaraknya saling berjauhan. Warga Kampung Sodong kebanyakan adalah seorang lansia dan berusia paruh baya. Para remaja kampung Sodong memilih untuk keluar dari kampung dan merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta.
Mata pencaharian warga Kampung Sodong mayoritas adalah seorang petani. Sedangkan rumah-rumahnya terbuat dari dinding semen dan ada juga yang menggunakan papan atau sekadar anyaman bambu dan lantainya masih berupa tanah.
Rumah-rumah sebagian warga telah menggunakan lantai keramik dan dipoles secara rapi menggunakan cat. Salah seorang pemilik rumah dengan bangunan permanen tersebut mengungkapkan jika material untuk membangun rumahnya tersebut dipanggul secara bertahap. Karena akses jalannya yang susah dan juga jauh.
Sinyal internet juga sangat sulit didapatkan, sehingga warga harus memasang sambungan internet berupa Wi-Fi yang digunakan untuk anak-anak di desa tersebut mengakses pelajaran dari sekolah. Sedangkan untuk sumber pencahayaan, rumah-rumah warga Kampung Sodong mendapatkan bantuan listrik dari desa.
“Dapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sedikit, sama sembako tiap bulan sepertinya,” ujar seorang lansia yang tidak diketahui namanya tersebut, sebagaimana dikutip dari akun YouTube Tedhong Telu.
Sedangkan untuk menikmati hiburan di televisi, warga kampung Sodong kebanyakan menggunakan parabola karena sulitnya mendapatkan jaringan. Meskipun hidup secara sederhana, masyarakat di kampung ini terlihat senang dan sehat. Mereka hidup berdampingan dengan alam, dan memanfaatkan sumber dari alam untuk kehidupannya sehari-hari.
Editor : Vien Dimyatisebelumnya punya akses purwokerto