get app
inews
Aa Read Next : Jangan Buang Kantong Teh Bekas, Ternyata Bisa Dipakai untuk Perawatan Tubuh!

Waspada, 80.000 Bayi di Indonesia Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan, Apa Sebabnya?

Selasa, 28 Februari 2023 | 19:57 WIB
header img
Waspada, 80.000 Bayi di Indonesia Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan (Foto: conqueringchd)

JAKARTA, iNewsCilacap.id - Penyakit jantung bawaan yang dialami bayi baru lahir semakin mengkhawatirkan. Sebanyak 80.000 bayi per tahunnya lahir dan mengalami penyakit jantung bawaan (PJB).

Penyakit jantung bawaan ada sejak lahir akibat kelainan pada organ atau struktur jantung, termasuk ruang jantung, dinding jantung, atau katup jantung. Adapun penyebab paling umum PJB antara lain faktor genetik, ibu dengan diabetes tipe 1 atau 2 yang tidak terkontrol pada masa kehamilan, maupun ibu terinfeksi virus tertentu seperti rubella saat trimester pertama.

Selain itu, penyebab PJB lainnya adalah karena malnutrisi, konsumsi obat-obatan tertentu, atau infeksi yang dialami ibu selama masa kehamilan, terutama di trimester pertama.

Berdasarkan data Heartology Cardiovascular Center, sebanyak 80.000 bayi di Indonesia per tahunnya lahir dan mengalami penyakit jantung bawaan. Sekitar 25 persen di antaranya membutuhkan penanganan serius pada usia pertama.

"50 persen dari penderita penyakit jantung bawaan di Indonesia itu datang dengan keadaan yang sudah terlambat," kata Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr Radityo Prakoso dalam webinar, Senin (27/2/2023).

Dokter Radityo mengatakan, datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi terlambat disebabkan beberapa faktor. Misalnya, orang tua mengabaikan gejala yang muncul di tubuh si kecil, pertimbangan biaya, dan tidak meratanya sebaran fasilitas dan informasi tentang PJB.

"Banyak kasus PJB yang tidak tertangani dengan baik," ujar dr Radityo.

Editor : Vien Dimyati

Follow Berita iNews Cilacap di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut