Pernah Bangkrut, Pasangan Suami Istri Ini Raup Omzet Miliaran dari Jualan Lapis Talas

JAKARTA, CilacapiNews.id - Lapis talas merupakan salah satu oleh-oleh khas Bogor. Salah satu merek lapis talas sekaligus yang pertama dan terbesar di kota itu adalah Lapis Talas Sangkuriang.
Lapis Talas Sangkuriang didirikan oleh perempuan asal Surabaya, Rizka Wahyu Romadhona bersama suaminya, Anggara Jati pada tahun 2011.
Seperti dialami para pengusaha sukses lainnya, Perjalanan keduanya dalam membangun usaha tidaklah mudah. Banyak rintangan yang mereka hadapi untuk berhasil seperti saat ini.
Sebelum menjual lapis talas, pasangan suami istri ini bekerja sebagai pegawai kantor sembari berjualan bakso. Mereka menjual dagangannya ke tetangga dan teman kantor.
Dari hasil berjualan bakso, Rizka dan Anggara bisa meraup keuntungan melebihi dari gaji yang dia dapat dari pekerjaannya sebagai pegawai kantor.
Merasa usahanya lebih menjanjikan dibanding bekerja di kantor, mereka memutuskan untuk fokus berjualan bakso dan mengundurkan diri dari posisi karyawan kantoran.
Pada awalnya, usaha bakso berjalan dengan baik. Namun, setelah hampir tiga tahun berjalan bisnis yang dia bangun tidak mengalami kemajuan sama sekali, bahkan terkadang merugi. Akibat manajemen mereka yang buruk, bisnis baksonya berakhir bangkrut.
Saat itu, Rizka dan suaminya mengalami krisis finansial, sehingga harus menjual sebagian harta bendanya demi melunasi utang-utang sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup sehar-hari. Bahkan, rumah mereka sampai disita karena tidak mampu membayar cicilan selama empat bulan.
Belajar dari kesalahan saat berjualan bakso, mereka mulai memikirkan untuk merintis usaha baru. Suatu saat, Rizka terpikir ramainya pengunjung di Kota Bogor dapat menjadi sumber penghasilan. Dari situ, dia berpikiran untuk menjual oleh-oleh yang bisa dibeli pengunjung.
Talas yang merupakan salah satu ciri khas Bogor memberi inspirasi Rizka untuk membuat kue berbahan dasar talas, hingga lahirlah lapis talas Bogor. Dia mengaku terinspirasi dari oleh-oleh khas kampung halamannya, lapis Surabaya saat menciptakan lapis talas.
Dengan modal Rp500.000 serta pinjaman alat pembuat kue dari sang mertua, Rizka bersama suami merintis bisnis lapis talas Bogor.
Bermula dari pemasaran skala kecil ke masyarakat sekitar hingga ke pameran-pameran, kini Lapis Bogor Sangkuriang telah menjadi sangat besar. Bahkan, keduanya berhasil mendirikan pabriknya sendiri.
Saat ini, karyawan Lapis Bogor Sangkuriang telah mencapai 1.000 orang. Dalam satu hari, mereka bisa memproduksi sekitar 3.000 loyang lapis talas Bogor.
Sejak Lapis Bogor Sangkuriang berdiri, lapis talas Bogor telah menjadi ikon bagi kota tersebut. Setiap pelancong yang berkunjung ke Kota Hujan itu kerap kali menjadikan kue berbahan talas ini sebagai buah tangan.
Pada tahun 2020, omzet Lapis Bogor Sangkuriang mencapai Rp46 miliar. Angka ini belum ditambah produk diferensiasi lainnya seperti Lapis Kukus Surabaya yang berdiri pada tahun 2015, serta Bakpia Tugu Kukus di Yogyakarta dan Bolu Susu Lembang di Bandung yang berdiri tahun 2017.
Pencapaian Rizka dan suaminya tak lepas dari perjuangan dan tidak putus asa. Selain itu, kepandaian melihat peluang bisnis menjadi salah satu kucni sukses sehingga mampu melewati segala ujian.
Editor : Aditya Pratama