CILACAP, iNewsCilacap.id - Jamu herbal sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia ternyata memiliki potensi pasar yang luar biasa. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Loka POM Banyumas bersama Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) terus mendorong jamu herbal dengan merangkul generasi muda.
Mukit Hendrayatmo, Ketua PPJAI Cilacap mengatakan jika potensi market dari masyarakat Indonesia berkaitan dengan produk jamu mencapai triliunan rupiah. Apalagi dengan upaya pemasaran menggunakan digital marketing dan konvensional, bisa memberikan kontribusi besar pada perputaran ekonomi di daerah.
"Kita punya demografi 280 juta penduduk Indonesia, kita bisa sebar melalui digital marketing, kita bisa sebar melalui distributor konvensional. Andaikan Banyumas Raya ini bisa menjadikan produk ini menjadi produk ekonomi unggulan, saya yakin akan bisa memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan ke ekonomi daerah," katanya saat mengelar Sinergitas Penta Heliks di Markas Kopassus Cilacap, Jumat (23/9/2022).
Dikutip dari iNewsPurwokerto.id, kegiatan bertajuk 'Sinergitas Penta Heliks' untuk pengembangan herbal Nusantara yang diadakan oleh PPJAI Cilacap, BPOM, akademisi ini juga diikuti pengusaha jamu herbal se Banyumas Raya. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengembangan jamu herbal sebagai produk ketahanan Nasional.
Dalam upaya tersebut, PPJAI mulai melakukan kerjasama dengan universitas -universitas dan merangkul mahasiswi untuk menjadi duta jamu herbal yang peduli dengan isu jamu. Dia berharap kedepannya, akan ada generasi muda yang akhirnya mewarisi potensi Nusantara ini untuk menjadi pengusaha jamu.
"Kami gandeng anak anak muda yang perduli dengan isu jamu, mereka juga mewakili untuk melakukan desiminasi informasi, bahwasanya jamu Indonesia sehat, dan syukur anak anak muda ini kedepannya mau jadi pengusaha jamu di Banyumas Raya," ujarnya.
Apalagi, sudah sekitar tujuh tahun pihaknya mengawal jamu herbal melalui PPJAI. Banyak industri jamu herbal yang akhirnya tumbuh. Bahkan, melalui PPJAI, sudah sekitar 300 produk jamu herbal mendapatkan izin edar dari BPOM.
"Alhamdulillah industri-industri lahir, usaha kecil menengah lahir, karyawannya ada yang 40, 100 bahkan ada yang 300. Jadi benar-benar jamu Cilacap Banyumas dan sekitarnya kini sudah berubah dengan adanya izin edar untuk anggota PPJAI. Mungkin sudah lebih dari 300 izin edar jamu dan produk-produknya," ujar Mukit.
Setidaknya kini PPJAI telah memiliki anggota sekitar 150 pelaku usaha jamu dan 12 industri jamu tersebar di Banyumas Raya.
Dukungan dari pemerintah, DPR RI, dinas kesehatan, akademisi sangat dibutuhkan dalam menghidupkan jamu herbal menjadi produk yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Saya kira dukungan kita butuhkan supaya daya dukung terhadap revitalisasi jamu Indonesia khususnya Cilacap ini terus bisa di gaungkan dan didorong menjadi salah satu daya unggul ekonomi kita," ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah