CILACAP.iNewscilacap.id - Thomas Trikasih Lembong, atau Tom Lembong, adalah nama yang mencuat di kancah ekonomi, politik, dan perbankan Indonesia.
Memiliki latar belakang pendidikan di Universitas Harvard, Tom meniti karir di bidang keuangan global hingga akhirnya menempati posisi strategis dalam pemerintahan.
Perjalanan karirnya terbilang gemilang, meski kini ia dihadapkan pada kasus dugaan korupsi impor gula yang mencuatkan namanya kembali.
Berikut profil lengkap dan fakta menarik mengenai Tom Lembong.
Profil dan Biodata Singkat Tom Lembong
Nama Lengkap: Thomas Trikasih Lembong
Nama Panggilan: Tom Lembong
Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 4 Maret 1971
Agama: Katolik
Pasangan: Maria Franciska Wihardja
Anak: Dua orang
Pendidikan: Bachelor of Arts dalam Arsitektur dan Desain Perkotaan, Universitas Harvard
Profesi: Ekonom, Bankir, Politikus
Jabatan Pemerintahan: Menteri Perdagangan (2015-2016), Kepala BKPM (2016-2019)
Latar Belakang dan Pendidikan
Lahir dalam keluarga akademisi di Jakarta, Tom dibesarkan dengan akses pendidikan terbaik. Ayahnya, Yohanes Lembong, seorang dokter, dan ibunya, Yetty Lembong, dikenal memiliki latar belakang pendidikan yang kuat.
Masa kecil Tom sempat dihabiskan di luar negeri, termasuk menempuh pendidikan dasar di Jerman. Setelah itu, ia melanjutkan sekolah menengah di Boston, Amerika Serikat, sebelum akhirnya menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Harvard.
Di Harvard, ia memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Arsitektur dan Desain Perkotaan pada 1994, yang memberikan perspektif baru tentang perkembangan perkotaan dan ekonomi global.
Kiprah di Dunia Keuangan
Tom memulai karirnya di Morgan Stanley pada 1995 sebagai bankir investasi. Ia kemudian bekerja di Deutsche Bank Jakarta pada 1998 hingga 2000, terlibat dalam restrukturisasi perbankan saat krisis moneter 1998 mengguncang Indonesia.
Pengalamannya semakin matang ketika ia bergabung di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2000, di mana ia berperan penting dalam restrukturisasi sektor perbankan yang terdampak krisis.
Pada 2006, Tom mendirikan perusahaan ekuitas swasta bernama Quvat Management Pte. Ltd. di Singapura, menjadikannya seorang pengusaha sekaligus investor yang berpengaruh di sektor bisnis. Kesuksesannya ini memperkuat posisinya sebagai salah satu profesional terkemuka di Indonesia.
Karir Politik: Menteri Perdagangan hingga Kepala BKPM
Tom Lembong mengawali langkah politiknya sebagai penasihat ekonomi bagi Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo. Tahun 2015, Tom dilantik sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Kerja Jokowi-JK. Selama menjabat, kebijakan-kebijakan strategisnya di bidang perdagangan tidak lepas dari sorotan publik.
Pada 2016, ia kemudian diangkat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), berperan penting dalam menarik investasi asing hingga masa jabatannya berakhir pada 2019.
Dalam dua peran ini, Tom menunjukkan kontribusi signifikan dalam perekonomian nasional dan menarik minat investor global untuk berinvestasi di Indonesia.
Harta Kekayaan Tom Lembong
Sebagai pejabat publik, Tom wajib melaporkan kekayaannya. Pada 2019, ia melaporkan kekayaan sekitar Rp101 miliar yang terdiri dari surat berharga, kas, dan aset investasi lainnya. Kesuksesannya di dunia bisnis dan pemerintahan membuatnya masuk dalam jajaran elite dengan harta yang cukup signifikan.
Selain itu, Tom juga meraih penghargaan prestisius, seperti Young Global Leader dari World Economic Forum pada 2008 dan Distinguished Fellowship dari Asia Society Australia-Victoria pada 2017.
Kontroversi: Dugaan Korupsi Impor Gula
Nama Tom Lembong kini mencuat dalam kontroversi dugaan korupsi impor gula, yang menurut Kejaksaan Agung merugikan negara hingga Rp400 miliar. Kasus ini bermula pada periode 2015-2023 ketika Tom masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan.
Ia dituduh memberikan izin impor gula kristal mentah kepada PT AP tanpa koordinasi dengan kementerian terkait, meski Indonesia kala itu diklaim memiliki surplus gula.
Keputusan ini dianggap melanggar prosedur, di mana izin impor gula seharusnya diberikan kepada BUMN, bukan kepada perusahaan swasta.
Lebih lanjut, kasus ini melibatkan impor gula mentah oleh delapan perusahaan swasta yang kemudian diolah menjadi gula kristal putih dan dijual dengan harga lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dugaan penyalahgunaan kewenangan ini membawa Tom Lembong dan Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), CS, sebagai tersangka yang kini ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Kehidupan Pribadi yang Tertutup
Di luar karir profesionalnya, Tom Lembong dikenal memiliki kehidupan pribadi yang cenderung tertutup. Ia menikah dengan Maria Franciska Wihardja pada 2002 dan dikaruniai dua anak.
Tom jarang tampil di hadapan publik untuk membahas kehidupan pribadinya, lebih memilih menjaga keluarganya dari sorotan media.
Tom Lembong, yang pernah menjadi simbol kesuksesan dalam dunia ekonomi dan pemerintahan, kini menghadapi ujian berat dengan kasus hukum yang tengah dijalaninya.
Meski kontribusinya di sektor ekonomi Indonesia tak dapat dipungkiri, kasus ini membawa perhatian publik terhadap peran dan kebijakannya selama menjabat sebagai Menteri Perdagangan.
Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang kuat, perjalanan karir Tom Lembong telah memberikan pengaruh besar dalam ekonomi nasional.
Bagaimanapun, publik akan terus mengikuti perkembangan kasusnya yang dapat menjadi babak baru dalam perjalanan hidup dan karir Tom Lembong.
Editor : Arbi Anugrah