CILACAP, iNewsCilacap.id - Kabupaten Cilacap terletak di pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, membuat wilayah ini rawan tsunami akibat zona subduksi megathrust yang bisa bergerak sewaktu-waktu. Menurut BMKG dan para ahli tsunami, zona ini berpotensi menimbulkan gempa hingga 8,7 skala Richter yang bisa memicu gelombang setinggi 20 meter. Ada sekitar 10 kecamatan dan 55 desa atau kelurahan di Cilacap yang berisiko terdampak.
Pj. Bupati Cilacap, M. Arief Irwanto, meminta desa dan kelurahan yang rentan terdampak untuk aktif melakukan simulasi kebencanaan megathrust. Kelurahan Cilacap di Kecamatan Cilacap Selatan langsung merespons dengan mengadakan simulasi pada Jumat malam (25/10) lalu. Rute evakuasi dimulai dari Teluk Penyu menuju Hotel Dafam, lokasi evakuasi sementara.
“Setelah saya cek, belum pernah ada latihan malam di 10 kecamatan. Saya minta simulasi dilakukan di malam hari karena tantangannya berbeda,” ujar Arief, dikutip dari akun resmi Pemkab Cilacap, Sabtu (26/10/2024).
Dalam simulasi ini, warga pertama tiba di titik evakuasi dalam 4 menit, dan warga terakhir dalam 9 menit. Waktu ini dianggap baik karena masih dalam batas waktu aman atau "golden time" 20 menit, waktu dari peringatan awal hingga potensi dampak.
“Kita akan evaluasi latihan malam ini, termasuk saat kondisi lampu mati, dan periksa apakah rambu-rambu sudah mencukupi. Jika masih kurang, akan kita tambah,” tambahnya.
Selain latihan rutin, Pemkab Cilacap juga memastikan kesiapan tenaga kesehatan, dapur umum, dan tempat evakuasi untuk menghadapi bencana.
“Pesan saya, masyarakat jangan panik. Semakin sering latihan, semakin siap kita menghadapi bencana. Semoga semua warga selalu siaga dan aman,” tutup Arief.
Editor : Arbi Anugrah