SEMARANG, iNewsCilacap.id - Jenazah yang ditemukan di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diduga korban pembunuhan dukun pengganda uang, Tohari alias Slamet bervariatif waktu meninggalnya. Selain itu, jenis kelamin korban juga berbeda-beda.
Hal ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan forensik oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah dipimpin Kabid Dokkes, Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti, Senin (3/4/2023) malam hingga Selasa (4/4/2023) dini hari.
“Jenazah dalam keadaan pembusukan lanjut, diperkirakan waktu kematian antara 6 bulan sampai 24 bulan,” ujar Hastry yang juga Dokter Spesialis Forensik saat dikonfirmasi, Selasa (4/4/2023).
Dari sembilan jenazah yang ditemukan hari Senin siang, Hastry menuturkan, setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui enam di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tiga orang. Usianya berkisar 25 hingga 50 tahun.
“Sementara (penyebab kematian) mati lemas karena racun, racunnya jenis apa nunggu hasil laboratorium forensik (labfor),” tuturnya.
Dia menyebut, dari sembilan jenazah yang ditemukan Senin siang itu semuanya belum teridentifikasi. Untuk itu, pihaknya dan tim hari ini kembali bertolak ke Banjarnegara dan Purwokerto untuk kembali melakuan pemeriksaan jenazah.
“Ini ketemu dua lagi (jenazah),” ucapnya.
Diketahui, korban pertama yang ditemukan bernama Paryanto (53) warga Sukabumi, Jawa Barat. Jenazah Paryanto ditemukan Minggu (2/4/2023).
Jenazah Paryanto teridentifikasi salah satunya karena putrinya melapor ke Polres Banjarnegara sekira satu pekan lalu karena ayahnya sudah tidak bisa dihubungi. Ayahnya sempat mengirim lokasi melalui WhatsApp, tempat di mana Tohari tinggal.
Satu hari berselang, Senin (3/4/2023) sekira pukul 11.00 WIB dilakuan penggalian lagi dan ditemukan sembilan jenazah yang di antaranya tinggal belulang. Selain itu, di dalam galian tanah juga ditemukan pakaian korban seperti sandal, kemeja, sarung hingga akesoris yang digunakan korban.
Setelah semua korban berhasil dievakuasi, selanjutnya jenazah dibawa ke RSUP Dr Margono Soekardjo Purwokerto, mengingat di RSUD Banjarnegara kapasitas freezer hanya cukup untuk dua jenazah.
Editor : Aditya Pratama