JAKARTA, iNewsCilacap.id - Ada sejumlah desa di Indonesia yang kini mendapat label desa mati. Itu dikarenakan dulu pernah ramai, namun sekarang menjadi kampung mati.
Bahkan, sebagian kampung mati tersebut menjadi angker. Ada orang yang mendengar suara tertentu di malam hari.
Desa-desa mati tersebut dulunya memiliki kehidupan dan ramai akan penghuninya.
Tetapi, para penghuninya terpaksa pergi karena dilanda kejadian luar biasa. Desa-desa tersebut kini justru dibiarkan tak berpenghuni dan dibiarkan terbengkalai begitu saja, sehingga terkesan sepi, sunyi dan mengerikan hingga dijuluki kampung mati.
Berikut desa-desa di Indonesia yang disebut sebagai desa mati:
1. Desa Mati Plalangan
Lokasinya berada di Ponorogo, Jawa Timur. Desa seluas tiga hektare ini dulunya memiliki 30 kepala keluarga yang menempati desa tersebut dan banyak pengunjung yang datang ke sana untuk menimba ilmu agama.
Namun entah kenapa para penghuninya memutuskan untuk pindah ke lokasi lain. Sehingga sekarang desa ini tidak lagi terawat dengan banyaknya bangunan reyot dan kosong serta rumput yang berkeliaran menambah kesan seram dan mengerikan bagi para pengunjung yang datang.
2. Desa Sidamukti, Majalengka
Desa tersebut berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sejak 2006 desa ini sudah tidak berpenghuni karena saat itu terjadi bencana pergerakan tanah yang membuat kawasan rentan terkena longsor.
Kemudian di 2012, terjadi gempa bumi dahsyat yang semakin menghancurkan kondisi desa. Efeknya warga mencari tempat lebih aman untuk mengungsi dari bencana yang sering terjadi di desa itu.
Setelah kejadian tersebut, Desa Sidamukti dibiarkan terbengkalai dan tidak pernah didatangi lagi oleh para penghuninya. Sisa rumah kosong yang telah hancur dan ilalang yang tinggi menghiasi desa mati ini.
3. Kampung Mati Vietnam, Jakarta Timur
Kampung ini menjadi saksi bisu dari perjalanan hidup para pengungsi Vietnam di Indonesia. Menurut cerita warga, pada 1977 datang para pengungsi Vietnam ke lokasi tersebut. Tapi, para pengungsi itu tidak lama menempati lokasi. Mereka meninggalkan lokasi pada 1981.
Lalu, pada 2002 tempat tersebut mengalami banjir yang mengakibatkan penghuninya mengungsi ke tempat lain. Kampung seluas 2,3 hektare ini menjadi tidak terurus dan terkesan menyeramkan serta dibiarkan terbengkalai begitu saja.
Beberapa orang mengaku pernah mengalami kejadian mistis, seperti mendengar suara, penampakan dan hal lain yang bikin bulu kuduk merinding.
Editor : Elde Joyosemito