MUHAMMAD Ghozali Akbar atau akrab disapa Ahmad adalah bocah penghafal Al Quran. Sejak kecil, ia telah mencintai ayat-ayat suci Alquran hingga dapat menghafal 30 juz Alquran dan 200 hadis.
Bocah yatim asal kota Tegal, Jawa Tengah ini memang termotivasi untuk menjadi hafizul Quran. Dengan menjadi penghafal Alquran, ia hanya ingin membahagiakan kedua orangtuanya dengan memakaikan mahkota di Surga kelak.
"Nama saya Ahmad. Umur saya 9,5 tahun. Saya pencinta Alquran," ujar Ahmad, seperti dikutip dari kanal YouTube RCTI Entertainment, Senin (27/6/2022) kemarin.
Alasan Ahmad jadi penghafal Alquran sendiri sangat mulia, semua ia lakukan hanya untuk kedua orangtuanya di surga kelak.
"Alhamduillah hafalan Alquran saya sudah 30 juz dan 200 hadis. Saya ingin membahagiakan ibu dan memakaikan mahkota untuk orangtua di surga," tutur Ahmad.
Sementara sang ibu, Sri Ayu, mengungkapkan kalau Ahmad memiliki keinginan sendiri untuk masuk pesantren sejak dini. Hal itu bermula saat ayahnya meninggal dunia pada 2014.
Ayahnya wafat secara mendadak. Tidak ingin merepotkan sang ibu, Ahmad memilih masuk pesantren. Saat itu usia Ahmad masih 5 tahun.
"Dia (Ahmad) memutuskan sendiri (masuk pesantren). Dia bilang, 'Ibu, saya besok ikut Mas Rafa mondok ya.' Terus saya bilang, 'Jangan, dek, kamu masih kecil, ibu sama siapa?' 'Enggak apa-apa, bu, nanti ibu repot ngurus Dek Faza. Enggak apa-apa aku mondok aja sama Mas Rafa. Dia berkeras mau mondok," tutur Sri Ayu.
Ia mengatakan salah satu hal yang membuatnya haru adalah ustadz di pesantren bercerita kalau Ahmad satu-satunya santri yang tidak menangis di malam pertama masuk.
"Ustadznya cerita, 'Ibu, saya bertahun-tahun (melihat) anak-anak setiap kali yang masuk ke pondok ini, malam pertama pasti nangis. Mau tidur nangis ingat ibunya. Baru Ahmad ini yang enggak (menangis), dia berdoa untuk ayah, ibunya, buat kakak dan adiknya'," ungkap Sri Ayu.
Dia melanjutkan, Ahmad sosok anak yang baik dan dewasa. Bahkan menurutnya Ahmad sosok anak yang lebih dewasa dari kakak dan adiknya.
Meski membesarkan empat anak seorang diri, Sri Ayu bisa membuktikan dengan berjualan kue dapat menyekolahkan tiga anaknya di pesantren.
"Saya mulai usaha bikin kue dan alhamdulillah. Allah yang mencukupkan, mungkin kalau dipikir-pikir anak pertama di Gontor, anak kedua di pondok, Ahmad juga dan ada adiknya. Kalau dari jualan saya enggak cukup secara itung-itungan manusia. Tapi saya percaya ada yang memberi saya, ada yang mencukupkan saya," jelasnya.
Pendiri Pondok Pesantren De Muttaqin, Ike Muttaqin, bercerita Ahmad masuk ponpesnya pada 2016. Ketika mendaftar di pesantren itu, Ahmad sudah menguasai Alquran sebanyak 9 juz, tapi yang benar-benar lancar hanya 1 juz.
"Alhamdulillah Ahmad kami terima, kemudian kami coba perbaiki hafalannya, dan alhamdulillah hafal Alquran 30 juz dalam waktu 8,5 bulan," jelasnya.
Ike pun berharap kehadiran Ahmad bisa menjadi motivasi untuk anak-anak mau menghafal Alquran.
"Harapannya kami dengan hadirnya Ahmad dan Kamil mungkin para penghafal Alquran lainnya yang anak-anak kecil kita harap mereka bisa jadi figur idola yang ada. Kuncinya kesungguhan," papar Ike.
Warga Desa Sidakaton, Ustadz Nur, juga mengatakan sangat bangga dan bersyukur karena salah satu muridnya hafal Alquran sampai 30 juz.
"Semoga bisa menjadi motivasi untuk anak-anak TPQ maupun lingkungan terutama Desa Sidakaton untuk bisa mengikuti jejak Ahmad," tutup Nur.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Arbi Anugrah